Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Michael Pressley (1991) dalam (Nur, 2000b: 7), menyatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan terdiri atas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk menyelesaikan tugas belajar siswa memerlukan keterlibatan dalam proses-proses berpikir dan perilaku, menskim atau membaca sepintas lalu judul-judul utama, meringkas, dan membuat catatan, di samping itu juga memonitor jalan berpikir diri sendiri.
Nama lain untuk strategi-strategi belajar adalah strategi-strategi kognitif, sebab strategi-strategi tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada tujuan-tujuan belajar perilaku.
Norman dalam Nur (2000b: 6) juga memberikan argumen yang kuat tentang pentingnya pengajaran strategi. Pengajaran strategi belajar berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan belajar siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Ini menjadikan strategi-strategi belajar mutlak diajarkan kepada siswa secara tersendiri, mulai dari kelas-kelas rendah sekolah dasar dan terus berlanjut sampai sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
Tujuan utama pengajaran strategi menurut Wienstein dan Meyer dalam Nur (2000b: 5) adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri.
Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun tidak mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan sama halnya, kita kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang mengajarkan mereka seni menghafal.
Sekarang tibalah waktunya kita membenahi kelemahan tersebut, tibalah waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah dan memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkan masalah, dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan, dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam kurikulum. Weintein & Meyer dalam Nur (2000b: 6)
Siswa yang dapat belajar atas kemauan dan kemampuan diri-sendiri dengan strategi belajar tertentu dikatakan sebagai pebelajar mandiri. Menurut Arends (1997: 245) pebelajar mandiri (self regulated learner) adalah pebelajar yang dapat melakukan empat hal penting, yaitu:
1. Secara cermat mendiagnosis suatu situasi pembelajaran tertentu.
2. Memilih suatu stratergi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah belajar tertentu yang dihadapi.
3. Memonitor keefektifan strategi tersebut.
4. Cukup termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar tersebut sampai masalah tersebut terselesaikan.
3 komentar:
mas anwar,,aku mau nanya boleh ga??tolong dijawab ya...
apa bedanya model pembelajaran dengan strategi pembelajaran...
tugas kuliah ni...
o y aku vina kuliah di unj(IKIP)..lg mata kuliah micro teaching ni...tengkyu y
mas anwar q mau nanya efek dari belajar sambil tidur2an?
Aslkm.....Pak anwar saya yera mahasiswa UNIVERSITAS ISLAM RIAU sedang mengajukan judul skripsi .....ingin menanyakan teori yang mendukung pembelajaran PQ4R apa dan Apakah PQ4R ini cocok untuk Pembelajaran BIOLOGI SMA DAN SMP
Posting Komentar